Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

FUNDAMENTAL BISNIS ONLINE (Penarapan dalam Bisnis)

FUNDAMENTAL BISNIS ONLINE

FUNDAMENTAL BISNIS ONLINE

Red ocean dan blue ocean? Ini belajar bisnis apa kelautan?

Eits, tunggu dulu, kedua istilah tersebut merupakan gambaran yang sering digunakan untuk membandingkan situasi pasar yang berbeda.

Yap. Jadi, keduanya adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan situasi pasar. Mari kita bahas satu-persatu!"

Apa itu Red Ocean?

Bayangkan suatu peperangan yang terjadi di lautan lepas. Saking banyaknya korban berjatuhan, lautnya sampai berwarna merah karena tercemar oleh darah.

Nah, ini pula yang terjadi pada pasar red ocean. Ada begitu banyak bisnis yang bersaing di pasar ini. Hasilnya, banyak bisnis-bisnis yang berguguran karena tidak kuat bersaing."

Jangan salah, walaupun terdengar menyeramkan, tapi banyak juga lho bisnis yang tertarik bermain di red ocean. Alasannya simple, Red ocean sudah jelas memiliki pasar, cukup fokus memberikan value atau nilai lebih dibanding kompetitor saja kemungkinan produknya sudah bisa booming.

Namun jangan sampai kamu memilih masuk ke red ocean tanpa persiapan ya. Itu sama saja seperti masuk ke medan perang tanpa senjata.

Pastikan sebelum masuk ke pasar red ocean, produk atau jasa kamu memiliki keunggulan atau nilai lebih dari yang lain, karena apabila produk / jasa kamu sama dengan yang lain, tentunya orang akan memilih yang paling murah, ketika seperti itu, maka terjadi perang harga dan anda tidak bisa mendapatkan keuntungan dari bisnis tersebut.

Jadi kesimpulannya, pastikan produk atau jasa kamu memiliki nilai lebih dibandingkan kompetitor. Sehingga calon pembeli memiliki 'alasan kuat' mengapa HARUS membeli produk/jasa kamu.

Contoh Bisnis di Red Ocean

Contoh paling sederhana dari pasar red ocean adalah industri makanan ringan.

Jika kamu masuk ke supermarket, cobalah untuk berjalan di lorong makanan ringan. Nah, ada banyak sekali kan merk snack yang kamu temukan? Jenisnya pun bermacam-macam, mulai dari snack asin, pedas, manis, dan sebagainya.

Segmen konsumennya juga jelas. Karena cemilan merupakan kebutuhan sehari-hari. Tak akan ada masa di mana orang-orang sepenuhnya berhenti ngemil. Inilah mengapa permintaan dari industri makanan ringan sangatlah besar. Tapi, untuk bisa bersaing di pasar ini, butuh usaha ekstra.

Karakteristik Red Ocean

Berikut adalah ciri-ciri pasar red ocean:

  • jumlah pesaingnya banyak
  • segmen konsumen jelas
  • tujuan utama bisnisnya adalah untuk bersaing
  • Strategi bisnisnya mesti memilih antara diferensiasi produk atau menurunkan harga


Apa Relevansinya dengan Peluang Bisnis?

Sebelum berperang, tentu kamu perlu paham medan perangnya dulu kan? Begitu juga dengan mencari peluang bisnis. kamu harus tahu apakah peluang bisnis yang kamu kejar berada di red ocean atau blue ocean.

Dengan mengetahui karakter pasar yang ingin dimasuki, kamu jadi paham apa saja yang perlu kamu antisipasi. Baik dari segi sumber daya hingga persaingan

Memilih Keyword Pasar (Niche)

Apa itu Niche?


Niche adalah ceruk pasar yang menjadi target bisnismu. Oleh karena itu, memilih niche itu penting, karena kamu tentu harus tahu pasar mana yang akan kamu layani. Menemukan niche yang tepat sama dengan menemukan peluang yang bagus untuk bisnismu.

Contoh Niche

Contohnya, misalkan kamu punya usaha jahit pakaian. Lalu kamu memutuskan untuk memasarkan rancangan baju yang kamu buat sendiri. Akan tetapi, kamu ragu karena industri fashion sudah sangat ramai. Pesaingnya terlalu banyak. Sehingga, kamu memilih untuk membuat pakaian untuk binatang peliharaan. Dengan begitu, niche yang kamu pilih adalah industri pakaian hewan. Sungguh spesifik, bukan?

Cara Menentukan Niche

Lalu, apa yang mesti kamu lakukan untuk memilih niche yang tepat? Nah, ada beberapa langkah yang bisa kamu ikuti, yaitu:

1. Identifikasi keahlianmu

2. Cari masalah yang bisa kamu pecahkan

3. Observasi niche yang kamu tuju

4. Tentukan strategi penetrasi pasar




Yuk bahas satu-persatu!

Identifikasi Keahlianmu

Pastikan kamu menawarkan sesuatu yang memang keahlianmu. Atau setidaknya sumber daya apapun yang kamu punya dan bisa akses. Kenapa ini penting? Karena keahlian = keunggulan kompetitif.


Contoh sederhananya, jika kamu lebih jago bikin ayam goreng daripada warung ayam sebelah, tentu warungmu akan lebih laku, kan? Oleh karena itu, buatlah daftar keahlian yang kamu punya. Urutkan dari yang paling kamu tidak kuasai sampai ke yang paling kamu kuasai.

Cari Masalah yang Bisa Kamu Pecahkan


Oke, sekarang kamu sudah tahu apa saja keahlianmu. Tapi masalah apa yang bisa kamu pecahkan dengan keahlian tersebut?


Kamu bisa membuat daftar yang berisi masalah-masalah yang bisa kamu pecahkan. Dari sini kamu akan mengetahui produk yang bisa kamu tawarkan.


Contohnya, misalkan kamu punya keahlian dalam membuat kue. Maka kamu bisa coba untuk berjualan berbagai produk dessert.


Tapi ingat, jangan hanya terpaku pada dirimu saja. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kamu bisa juga memanfaatkan sumber daya yang bisa kamu akses. Contohnya, jika kamu punya akses pada para petani, kamu bisa saja mencoba bisnis distribusi pangan.

Observasi Niche yang Kamu Tuju


Karena kamu sudah tahu produk apa yang dapat kamu tawarkan, kamu bisa cek pasar yang akan kamu layani. Ada dua hal yang mesti kamu pertimbangkan. Yang pertama adalah persaingan di pasar tersebut. Lalu yang kedua adalah keuntungan yang bisa kamu dapat.


Dengan mengidentifikasi persaingan, kamu akan tahu siapa saja kompetitormu. Kamu juga bisa memperkirakan potensi untuk berkembang di niche tersebut.


Lalu, kamu juga harus tahu apakah niche tersebut menguntungkan atau tidak. Cara mudah untuk mengetahuinya adalah dengan mencari bisnis yang menawarkan produk yang sama via Google atau media sosial. Di sana, kamu akan tahu apakah produknya banyak diminati atau tidak (contohnya melalui komentar atau testimoni).


Tentukan Strategi Penetrasi Pasar


Setelah mengobservasi nichenya, kamu bisa memperkirakan strategi apa yang bisa kamu pakai untuk melakukan penetrasi pasar.


Contohnya, misalkan kamu tertarik untuk masuk ke industri kuliner. Lalu kamu melihat bahwa kompetitormu bersaing dengan produk yang persis sama dan hanya mengandalkan perang harga. Pada skenario ini, kamu bisa saja mempertimbangkan untuk melakukan diversifikasi, atau menawarkan produk yang lebih bernilai dari yang kompetitormu tawarkan.

Pentingnya jeli melihat Tren Bisnis


Tapi, apakah berarti bisnismu harus selalu mengikuti tren? Tidak juga.


Karena yang perlu kamu update bukanlah inti bisnisnya, tapi caramu melayani konsumen. Tidak ada gunanya mengikuti tren jika bisnismu masih menggunakan pendekatan yang itu-itu saja kepada para konsumen.


Contohnya dimasa Corona banyak orang takut dan tidak boleh makan di restoran, maka sebagai pemilik bisnis kamu harus jeli melihat tren bahwa trend masak / makan dirumah meningkat. Oleh karena itu kamu bisa menyediakan layanan delivery gratis atau Home service seperti yang dilakukan beberapa restoran Ternama di Jakarta.


contoh lainnya seperti perusahaan bubble tea Xing Fu Tang yang membuat produk Brown Sugar Bubble tea DIY, yang bisa dimasak sendiri dirumah. Menarik ya?!



Saat ada tren baru di industrimu. Coba perhatikan baik-baik.


- Apakah tren tersebut dapat membuat produk dan layananmu menjadi lebih oke?

- Apakah konsumen akan mengikuti tren tersebut secara jangka panjang?


Jadi, di satu sisi kamu tetap terus mengawasi tren di industrimu, lalu menyerap dampak positifnya. Di sisi lain, kamu juga tidak boleh gegabah dalam mengikuti tren.


Cara Mengidentifikasi Tren Industri


Oke, jadi gimana sih caranya untuk tetap update berbagai tren yang ada di industrimu? Tenang, caranya gampang kok. Ada beberapa metode yang bisa kamu coba:


1. Gunakan alat analisis tren.

2. Riset industri secara berkala.

3. Melihat kompetitor.

4. Menerima masukan dari konsumen.



Yuk bahas setiap metodenya!



Gunakan Alat Analisis Tren

"Waduh pake alat ya? Berbayar dong?"


Tenang, tenang. Alat yang perlu kamu pake gratis kok, yaitu Google Trends dan Google Keyword Planner atau Ubersuggest. Keduanya punya fungsi yang berbeda.



Google Trends fungsinya adalah untuk melihat perkembangan tren dari waktu ke waktu.



Sedangkan Google Keyword Planner atau Ubersuggest berfungsi untuk mencari tahu keyword yang paling sering dicari oleh calon konsumenmu.


(Jangan khawatir, kita akan membahas lebih dalam tentang Google Trends dan Ubersuggest


Riset Industri Secara Berkala

Selain menggunakan alat analisis tren, kamu bisa melakukan riset secara manual untuk mengetahui tren yang baru muncul.

Contohnya, di sosial media, kamu bisa follow tokoh-tokoh yang berpengaruh di industrimu. Atau kamu juga bisa membaca berbagai artikel terbaru yang membahas tentang perkembangan industrimu.

Melihat Kompetitor

Kamu juga bisa lho menemukan tren baru melalui kompetitor. Karena, bisa jadi kompetitor lebih update tentang tren industri.

Tidak hanya itu, kamu pun dapat belajar dari cara kompetitormu bereaksi pada tren baru. Apakah reaksi bisnis mereka kurang tepat? Adakah keputusan bisnis yang bisa kamu buat secara lebih baik?

Menerima Masukan dari Konsumen

Jangan takut mendapat masukan dari konsumen. Karena, bisa jadi mereka memberi informasi penting yang dapat membantu bisnismu berkembang.

Dalam hal ini, kamu bisa saja mendapat wawasan dari konsumen tentang tren terbaru di industrimu.

Contohnya, misalkan konsumen ada yang mengeluh karena respon customer service bisnismu lambat. Lalu mereka memberimu saran untuk mulai menggunakan chatbot. Tentu ini saran yang patut dipertimbangkan, bukan?"


Posting Komentar untuk "FUNDAMENTAL BISNIS ONLINE (Penarapan dalam Bisnis)"