Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dana Bos 100 Persen Untuk Kuota

Kabar terbaru Nadiem Makarim Izinkan Dana BOS Dipakai Beli Kuota tuk Guru & Murid, Ini Syaratnya


Menteri pendidikan dan kebudayaan Nadiem Makarim izinkan Dana BOS dipakai untuk membeli kuota internet bagi guru dan murid.

ID.SISWAKU.COM - Responi keluhan para orangtua murid dan guru, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim akhirnya beri kebijakan baru soal alokasi dana BOS.

Nadiem Makarim akhirnya mengizinkan pihak sekolahan menggunakan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) untuk membeli kuota internet bagi guru dan murid.

Penggunaan dana BOS untuk membeli kuota internet bagi guru dan murid dipilih Nadiem Makarim sebagai solusi agar program pembelajaran jarak jauh (PJJ) tetap terlaksana dengan baik.



Nadiem Makarim mengaku proses pembelajaran harus tetap terlaksa meski kini Indonesia masih dalam kondisi pandemi Covid-19.

Dikutip dari Kompas.com, penggunaan dana BOS untuk membeli kebutuhan kuota internet tersebut merupakan kebijakan yang diambil untuk merespons situasi pandemi Covid-19 saat ini.

Nadiem meminta agar dana BOS itu bisa digunakan dengan sebaik mungkin, Dana Bos 100 Persen Untuk Kuota

"100 persen dana BOS diberikan fleksibilitas untuk membeli pulsa atau kuota internet untuk anak dan orangtuanya.

Bisa itu, sudah kita bebaskan.

Di masa darurat covid ini boleh digunakan untuk pembelian pulsa guru, sekolah, dan orangtua untuk anak," ucap Nadiem, di Bogor, Kamis (30/7/2020).


Ia melihat, banyak keluhan dari para guru dan orangtua murid yang merasa sulit menyediakan kebutuhan kuota internet dalam proses kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi ini.

Ia menjelaskan, penggunaan dana BOS untuk kuota internet harus dikonsultasikan bersama guru dan kepala sekolah.

Nadiem menuturkan, kepala sekolah memiliki hak untuk mengalihkan penggunaan dana BOS demi kepentingan mendukung pembelajaran termasuk pembelian kuota internet.

"Ini kebebasan dengan kriteria (dana BOS) Kemendikbud. Ini diskresi untuk kepala sekolah," sebutnya.

Sebelumnya, dalam kunjungan ke sejumlah sekolah di Kota Bogor, Nadiem banyak mendengar curhat dari para tenaga pengajar mengenai kendala dalam belajar daring.

Hal yang paling krusial dialami oleh guru dan peserta didik di Kota Bogor dalam menjalankan sistem PJJ adalah ketersediaan kuota internet dan jaringan.

BELAJAR DARING-Warga Jalan Nugroho Noto Susanto, Nuraida mengawasi ketiga anaknya belajar menggunakan metode Daring (Dalam Jaringan), dirumah keluarganya. 
Terpaksa

Nadiem sendiri mengakui sebenarnya sejak awal dirinya tidak menginginkan adanya metode pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Ia mengatakan, kebijakan pembelajaran jarak jauh ini terpaksa dilakukan.

"Dalam hati saya, saya tidak ingin PJJ terjadi. Saya ingin semua anak kembali tatap muka. Jadi PJJ itu bukan kebijakan pemerintah, PJJ itu kita terpaksa,” katanya saat mengunjungi SDN Polisi 1 Bogor.

Nadiem kemudian menjelaskan, PJJ terpaksa diambil agar anak-anak tetap dapat melanjutkan pendidikan.


Sebab jika tidak ada PJJ, maka pembelajaran anak akan terhenti akibat pandemi covid-19.

"Pilihannya adalah ada pembelajaran, atau tidak ada pembelajaran sama sekali karena krisis kesehatan. Jadi PJJ itu bukan suatu yang diinginkan," ucap Nadiem.

Maka dari itu, Nadiem menuturkan pembelajaran tatap muka memang sangat direkomendasikan bagi para pelajar.

Sebab, dengan begitu guru dapat mengetahui kondisi dari para siswanya.

"Tidak ada yang bisa menggantikan interaksi tatap muka.

Di situlah kita bisa merasakan emosionalnya, di situlah kita bisa merasakan energi di sekolah.
Sehingga kita tahu siswa lagi senang, sedih, dia ngerti, kita lebih sensitif tatap muka gitu.

Saya sebagai orang tua menyadari ini. Saya membantu mereka lewat zoom tapi tidak sama," ujarnya.

Kapan Sekolah Buka?

Meski secara pribadi tidak menginginkan adanya metode pembelajaran jarak jauh, namun Nadiem juga tidak tahu pasti kapan proses pembelajaran di sekolah bisa kembali normal.


Ia menyebut seluruh kebijakan akan ditentukan menunggu pandemi berakhir.

"Sebenarnya saya ingin menjawab pertanyaan itu, tetapi yang akan menjawab itu adalah virusnya," kata Nadiem saat berkunjung di sekolah Muhammadiyah.

Nadiem menyebut, masa pembelajaran pada masa pandemi ini merupakan masa belajar dan mengajar dengan proses yang dinamis.

Pembukaan belajar bukan hal yang stagnan, sehingga untuk pembukaan sekolah secara normal pasti tergantung kesiapan dan proses penyebaran virus ini di masing-masing daerah.

Begitu pula saat ditanya terkait skema yang harus segera dieksekusi kementerian yang kemungkinan akan dibuka pada awal 2021, lagi-lagi Nadiem mengatakan dia belum bisa memutuskan.

"Jadi mohon maaf saya enggak bisa menjawab. Walapun banyak yang mengharapkan akhir Desember sudah selesai. Tapi itu tidak bisa tergantung daerah. Tergantung keputusan gugus tugas dan juga tergantung kesiapan masing-masing pemerintah daerah dan sekolah," paparnya.

Sejumlah Anak Menumpang Pakai Wifi Kantor Polisi untuk Belajar, Awalnya Dikira Mau Laporan

Sejumlah bocah terlihat asyik belajar lewat ponsel mereka di Kantor Polsek Alok, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Penampakan itu terekam dalam sebuah foto dan diunggah di media sosial.

Kapolsek Alok Ipda Harri Arsa mengatakan, kegiatan itu tak pernah direncanakan sebelumnya.

Awalnya, sejumlah anak-anak mendatangi Polsek Alok pada Rabu (29/7/2020) sekitar pukul 19.00 WITA.

Petugas piket di Polsek Alok berpikir anak-anak itu hendak melaporkan sebuah peristiwa atau kasus pidana.

Namun, saat ditanya, mereka ternyata meminta izin untuk memakai jaringan internet di Polsek Alok.

Mereka ingin mengerjakan tugas sekolah.

"Karena keperluannya untuk sekolah, maka kami persilahkan untuk menggunakan wifi," .

Petugas piket langsung memasukkan kata sandi wifi Polsek Alok ke ponsel pintar masing-masing anak tersebut.

Mereka pun terlihat sibuk mengakses tugas lewat ponsel pintar setelah mendapatkan jaringan internet.

Ajak pelajar yang butuh internet Para petugas piket pun melapor kepada Harri. Setelah itu, Harri meminta petugas menyiapkan fasilitas pendukung seperti meja dan kursi untuk anak-anak yang ingin menumpang belajar.

Anak-anak belajar di kantor Polsek Alok (Instagram Humas Polsek Alok)

"Kami pikir, tidak semuanya mempunyai wifi dan mampu beli kuota setiap hari di rumah selama pandemi Covid-19," kata dia.

Hari mengajak pelajar yang memiliki keterbatasan akses internet untuk belajar di Polsek Alok.

Polsek Alok, kata dia, memberikan fasilitas pendukung seperti ruangan beserta meja dan kursi untuk mendukung hal itu.

"Intinya untuk kepentingan sekolah. Kami tidak izin untuk main game," jelas Harri.

Posting Komentar untuk "Dana Bos 100 Persen Untuk Kuota"